Rabu, 27 Juli 2016

Sampai Jumpa di 2019, Mas Menteri



Solid Gold BerjangkaAkhirnya, Anies Baswedan harus meninggalkan ruang kerjanya di Kementerian Pendidikan dan Kebuduyaan, Rabu (27/7/2016). Namanya menjadi salah satu orang yang harus digusur dari Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, digantikan oleh Muhadjir Effendy.

Sore itu, Anies berkemas-kemas ditemani keluarganya. FotograferKompas.comKristianto Purnomo, secara eksklusif diberi izin untuk mengikuti proses kemas-kemas tersebut. 

"Izin motret Pak, ya, jangan kelihatan bersedih, ya, Pak ekspresinya," kata Kristianto kepada Anies, saat mau memulai mendokumentasikan peristiwa kemas-kemas Anies. Anies pun tersenyum dan meneruskan kemas-kemas dibantu keluarganya. 

Suasana haru menyelimuti ruangan kerja Anies. Namun demikian, canda dan tawa masih terdengar. 

Anies tampak menghampiri putra bungsunya, Ismail Hakim Baswedan. Untuk menyamakan posisi pandangan mata dengan anak yang baru berumur tujuh tahun itu, Anies harus jongkok. Ismail tampak menyimak, membalas tatapan mata Abahnya.


Setelah kepala dan mata saling sejajar, ditatapnya mata anaknya itu. 

"Abah besok sudah tak jadi Menteri, ya," kata Anies kepada Ismail.

Entah jawaban apa yang disampaikan Ismail, tiba-tiba suasana menjadi riang. Terdengar tawa dari anggota keluarga yang hadir. Ismail tampak riang memegang kedua tangan ayahnya. 

Di ruangan itu, selain Ismail, hadir pula putra dan putri Anies Baswedan lainnya yaitu Mutiara Annisa Baswedan, Mikail Azizi Baswedan, dan Kaisar Hakam Baswedan. Istri Anies, yaitu Fery Farhatii Ganis Baswedan, dan Ibunda Anies, Aliyah Rasyid Baswedan, turut membantu kemas-kemas sore itu.

Pakar pendidikan, Arief Rachman, sempat menghampiri Anies di ruang kerja. Mereka bersalaman dan saling berpelukan, disaksikan derai air mata dari anggota keluarga. 

Ruang kerja Anies cukup luas dan dari ruangan kerja itu dia bersama keluarganya memantau acara reshuffle kabinet dari televisi. Di meja kerjanya, Anies sempat menandatangani sebuah surat. "Saya sebenarnya tak suka duduk di depan meja kerja ini, tapi meja kerja ini harus ada," kata Anies.

Yang dimaksud Anies adalah meja kerja kayu dengan kursinya yang khas milik seorang "bos". Anies lebih suku duduk di meja lain di sebuah sudut, yang lebih luas dan terkesan menjadi meja rapat karena memiliki beberapa kursi. 

Barang-barang seperti foto, lukisan, dan peralatan elektronik sore itu dimasukkan ke dalam kardus dan kontainer. Barang-barang itu kemudian dibawa menggunakan mobil boks. 

Di luar ruang kerja Anies, tepatnya di ruang protokol, para pegawai di kementerian sudah tak sabar menunggu. Mereka masuk ke dalam untuk sekadar mengucapkan perpisahan dan berfoto bersama. Suasana haru tak terbendung. 

Seorang sahabat Anies, Ipong Witono, datang menemui Anies di ruang kerja. Mereka saling menjabat tangan. Pertemuan itu sempat berlangsung kira-kira 30 menit. Obrolan tampak berlangsung santai.

"Sampai jumpa di 2019," kata-kata itu sempat terdengar, dilontarkan Ipong kepada Anies. Entah apa yang dimaksudkan Ipong terhadap sahabatnya itu. Menurut Ipong, Anies seolah sudah menjadi adik baginya. 

Kompas.com sempat menelepon Ipong, untuk menanyakan apa saja yang sempat dibicarakan mereka berdua. Ipong mengatakan, pertemuan itu hanya untuk mengucapkan perpisahan sekaligus untuk menjalin hubungan dengan Anies agar "aset" seperti Anies tidak hilang.

"Sebenarnya bukan untuk membesarkan hati Anies, karena hati dan jiwa dia lebih besar. Orang seperti Anies ini sebenarnya kalau istilah perusahaannya dia addalah aset. Harus dijaga. Jadi kalau pemerintahan sekarang ini membuang asetnya, sebenarnya jadi pertanyaan publik," kata Ipong.

Di mata Ipong, Anies juga mendapatkan kepercayaan publik yang tinggi. "Tak banyak orang yang memiliki social trust yang tinggi seperti Anies, justru banyak yang mengalami defisit kepercayaan," kata Ipong.

Bisa dilihat di berbagai komentar di media sosial, bagaimana respons publik terhadap pencopotan Anies. "Silakan dicek di media sosial, atau di berbagai grup WhatsApps, seperti apa respons publik," kata Ipong. 

Di media sosial, memang banyak pula yang mempertanyakan pencopotan Anies. 

"Menurut @PartaiSocmed kenapa ya pak @aniesbaswedan diganti?" tanya Iin Hani dengan akun ‏Twitternya @iinhani. 

"Pertama, Muhammadyah perlu diakomodir. Kedua, Anies Baswedan kurang ada gebrakan," jawab akun @PartaiSocmed.
Rene Suhardono dengan akun ‏@ReneCC juga menyayangkan dicopotnya Anies. "Kehadirannya dinanti. Kepergiannya disesali... nanti. Farewell mas @aniesbaswedan," kata Rene.
Hal yang disesalkan Ipong, masih banyak sosok menteri yang tak memiliki social trust tapi justru dipertahankan. Namun demikian, Ipong tak akan mempersoalkan hal ini. Dia mendatangi Anies hanya ingin memberi sinyal bahwa tempat berkarya masih luas. 

"Saya hanya berusaha membangunkan dia bahwa masih banyak yang belum kita dikerjakan," kata Ipong. 

Terkait masa depan Anies untuk maju di Pemilu Presiden 2019, Ipong hanya tertawa. Menurut dia, belum tentu Anies juga mau. Tapi yang jelas, jika ada kanal lain yang menghendaki, bukan hal yang mustahil banyak pihak yang menginginkan Anies maju ke 2019.

Sampai jumpa di 2019, Mas Menteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar